Rabu, 22 Oktober 2014

Samber gelap, itu adalah kata pertama yang tercetus dari teman saya di Martapura yang bernama Dudiin, dia ingin mengajak saya jalan jalan kesana , Lalu saya dan teman teman mulai berdiskusi untuk merencanakan kesana.Namun setelah melihat display pictures salah satu teman saya di BBM yang bernama Julian Agam , dan setelah cukup banyak wawancara saya kepada dia , diskusi part kedua saya dan teman teman kami adakan, tanpa banyak pertimbangan hal hal lain diskusi kami berlangsung singkat , rencana untuk ke Samber Gelap pun berubah haluan menjadi ke Teluk Tamiang Dan Tanjung Kunyit ,di samping akses nya yang bisa di tempuh lewat darat , hal utama yang kami pertimbangkan adalah budget.Budget ke samber gelap sampai 3 kali lipat budget ke teluk tamiang cuyy..
Persiapan di mulai dari bulan juli 2014, karena berhubung saat itu bulan puasa kami pun merencanakan pergi setelah lebaran idul fitri , singkat cerita H-3 pun datang , lalu saya kontak teman teman saya di Martapura , semua sudah saya persiapkan , dari mulai budget kendaraan dll . Namun rencana tinggal rencana ,teman saya di Martapura mengatakan tidak bisa berangkat untuk saat itu , karena neneknya sakit keberangkatan pun di pending  sampai semua nya benar benar siap untuk berangkat.
Selang beberapa bulan kami pun kembali berdiskusi , yaitu setelah lebaran Idul Adha .Hari keberangkatan pun sudah kami tetapkan , pada hari sabtu tanggal 18 Oktober 2014 . Hari itupun tiba ,Dengan personel 6 Orang 3 Kendaraan kami berangkat dari Martapura sekitar pukul 05:30 pagi . Sebelum berangkat kami sudah sepakat untuk tidak memperlambat perjalanan , Pukul 12:00 kami sudah tiba dipelabuhan Tanjung Serdang Batu Licin ,setelah membeli tiket dengan harga Rp.25.000 kami pun langsung memasukkan kuda besi masing masing kedalam very , very yang kami tumpangi saat itu very yang kecil dari biasa nya ,yaitu dengan 1 pintu keluar , jadi  kami tidak terlalu lama menunggu untuk very penuh . Tiba di seberang kami langsung melanjutkan perjalanan , setelah keluar dari tanjung serdang kita akan mendapati dua persimpangan , yaitu persimpangan jalan untuk ke Kota Baru dengan jarak 40Km( kiri ) dan persimpangan untuk tujuan kami yaitu Lontar 73Km ( kanan ) ,


setelah memasuki jalan persimpangan lontar kami menemui jalan yang sedikit berlubang , namun sesaat setelah itu langsung di sambut dengan jalan aspal yang masih sangat mulus berlanjut di desa dengan jalan yang sudah di semen,kami pun serasa di manja oleh jalan yang sangat mulus dan di kiri kanan jalannya tersaji pemandangan pegunungan yang hijau , tetapi jalan semen itu tidak berlangsung lama , kami pun di suguhkan lagi jalan yang lumayan tidak mengenakkan , tanjakan tanjakan curam dan tikungan tajam dengan jalan yang lumayan sulit ,yaitu tanah pegunungan berbatu yang baru di bulldozer . Akan tetapi semuanya seakan hilang , setelah kita menoleh kebelakang sebuah pemandangan terhampar dengan laut yang biru .
Perjalanan berlanjut , dengan akses jalan yang beragam , kadang beraspal , kadang tidak , kadang semen , kadang berbatu dll .
Tidak lama kemudian kita sampai di desa Lontar , dari desa Lontar kita masih memerlukan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke Teluk Tamiang . Di sana kami bertanya pada masyarakat jalan menuju ke Teluk Tamiang  masyarakat disini ramah ramah , begitu kita menanyakan jalan mereka pun dengan senang hati menunjukkan arah beserta belok belokannya , berhubung ini adalah perjalanan perdana kami kesini dan tanpa ada pemandu , maka kami memegang teguh pepatah Malu Bertanya Sesat Di Jalan dan pepatah itu sangat manjur , setelah melalui perjalanan yang melelahkan kami pun sampai di depan gerbang desa Teluk Tamiang , meskipun sebelumnya sempat kelewat lumayan jauh dari gerbang itu , bermodal pepatah tadi kami terselamatkan dari kata tersesat . Sesampainya didesa TelukTamiang kami pun kembali bertanya kepada masyarakat disana ,kali ini yang kami tanyakan bukanlah letak desa Teluk Tamiang lagi , melainkan rumah dari Bapak H.Sulaiman sebagaimana petunjuk dari blog yang saya baca. Tepat Adzan Ashar kita tiba di depan rumah Beliau . Tempat Bapak H.Sulaiman sangat di anjurkan  bagi yang mau berkunjung ke Desa ini , karena Beliau selalu bersedia untuk menerima dan mengajak kita untuk melihat lihat apa saja yang ada di sana , termasuk menyediakan kapal untuk kita jalan jalan dan melihat terumbu karang . Apabila Beliau sibuk biasa nya di wakilkan oleh ipar dari Bapak H.Sulaiman , kita cukup membayar untuk ongkos minyak saja .
Desa Teluk Tamiang

Ipar Bapak H.Sulaiman
Setelah selesai berbincang dengan Bapak H.Sulaiman , Kami memutuskan ke Pulau Tanjung Kunyit untuk menginap di Mercusuar , kami pun langsung di antar oleh Arif ( Anak Bungsu H.Sulaiman ) mencari rumah ipar Beliau yaitu Bapak Jasman yang bersedia untuk mengantar kita ke Pulau Tanjung Kunyit . Karena Bapak H.Sulaiman tidak bisa mengantar kami , akan tetapi Bapak Jasman mau melaut , maka kami diantar oleh ipar Bapak H.Sulaiman yang lain ( lupa nama Beliau ) . Selesai parkir motor kami langsung bergegas untuk menaiki kapal yang sudah bersandar di dermaga ,

Pemandangan di jalan menuju Tanjung Kun
  Arif juga ikut mengantar kami ke Tanjung Kunyit , 15 menit kemudian kita sudah sampai didermaga Tanjung Kunyit .



 

mengingat hari yang sudah mulai sore kami pun langsung tancap gas untuk menaiki bukit mercusuar , di jalan kami sempatkan untuk bertanya lagi jalan menuju mercusuar , dan tanpa kami minta seorang Bapak bersedia untuk menunjukan jalan , akan tetapi beliau hanya mengantar setengah perjalanan saja , selanjutnya kami jalan sendiri . Jalan menuju mercusuar pun tidak mudah  lumayan sulit bagi kami yang semuanya adalah pemula , sekitar 30 menit kami sudah sampai di mercusuar dan hari sudah gelap ,  saya pun langsung menaiki mercusuar walaupun nafas  saya masih terengah engah setelah mendaki  tapi itu tidak menjadi kendala bagi saya , kurang lebih 15 menit berada di atas saya turun untuk memasak mie instan bersama teman teman ,

Setelah menghabiskan mie instan kami pun segera menyiapkan tempat untuk tidur , dibawah mercusuar juga  ada 2 rumah peninggalan jaman dulu, nah di teras bangunan inilah tempat kita tidur dengan beralaskan sarung yang kami bawa .


Pagi pun tiba , setelah mencuci muka kami semua antri untuk menaiki mercusuar , karena ingin menyempatkan melihat sunrise dari atas mercusuar yang sudah tentu pasti sangat indah , tapi ternyata cuaca pagi itu sedikit mendung sehingga sunrise tidak terlihat jelas .

Kami hanya berphoto ria dengan gaya masing masing , selesai photo photo kami turun untuk sarapan , sarapan pagi itu kembali di temani mie instan dan beberapa lembar roti tawar yang kami bawa langsung dari martapura, Selesai sarapan kami pun bersiap untuk turun ke desa Tanjung Kunyit   
  
 

sesampai nya di dermaga saya langsung loncat ke air tidak berselang lama teman teman pun ikut menyusul, 

 



 
 

Selesai mandi di dermaga kami membilas badan dengan air tawar  yang biasa nya di pakai masyarakat desa Tanjung Kunyit untuk mandi , sumur di desa ini berada di belakang belakang rumah warga dan sudah ada fungsi nya masing masing , ada yang di gunakan untuk mandi , minum , mencuci baju dll.Selesai mandi kita baru sadar ternyata jam menunjukkan masih pukul 09:00 pagi , sedangkan kita minta jemput kapal jam 3 sore . Kami bingung mau kemana menghabiskan waktu 6 jam di pulau ini , perasaan bosan pun mulai melanda masing masing dari kami , untung nya ada anak anak Tanjung Kunyit yang berada di dermaga dan itu bisa menghibur kami.Hanya sedikit anak anak di Tanjung Kunyit yang bisa di ajak komunikasi , kebanyakan dari mereka kurang mengerti bahasa Indonesia.Tapi ada salah satu dari mereka yang bisa di ajak komunikasi ,saya pun mulai bertanya apa saja yang bisa di lakukan di sini , dan dia pun mengajak kami memancing ikan di dermaga sembari menunggu jemputan . Lama menunggu tidak ada yang dapat ikan , lalu ada salah satu anak memberi kami seekor ikan yang lumayan besar hasil pancingan dia , kami pun langsung berinisiatif untuk memanggang ikan tersebut ,dan kami mulai membuat api untuk memanggang ikan tersebut

Satu ikan habis begitu saja kami merasa tidak puas,sedangkan jam sudah menunjukkan jam makan siang , kami pun berinisiatif membeli ikan hasil tangkapan nelayan beruntung ada bapak yang mau ikan nya kita beli , harga ikan nya pun cukup murah 1 ikan 10 ribu kami membeli 2 ekor cakalang,  pesta panggang ikan berlanjut . Tidak lupa kami ajak anak anak Tanjung unyit untuk menyantap ikan bersama 
 
 
 
 Setelah menyantap ikan kami di ajak anak anak Tanjung Kunyit berjalan ke tengah menuju pulau yang air nya sedang surut , tapi kami hanya sampai setengah perjalanan mengingat waktu jemputan sudah dekat . Disana kami sempatkan photo bersama anak anak Tanjung Kunyit
 
 
 

 
 




tak lama kemudian jemputan kami datang tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada anak anak Tanjung Kunyit yang sudah menjadi Tour Guide kami, dan menemani kami selama menunggu jemputan ,saya pun memberikan kaos yang saya pakai saat itu kepada salah satu dari mereka ,begitu juga teman teman saya . Perjalanan pulang menuju Teluk Tamiang ,
   

 



setengah perjalanan kami terkejut melihat di bawah bagian kapal terlihat banyak terumbu karang yang sangat terlihat jelas
 
 

kami pun langsung meminta joki kapal untuk mematikan mesinnya , dan langsung saya menceburkan diri kelaut meskipun tidak di lengkapi perlengkapan diving saya sangat senang dan merasa puas, karena kata Bapak H.Sulaiman perlengkapan divingnya sedang di pinjam orang dari Kota Baru , untuk menyiapkan peringatan hari Nusantara pada tanggal 13 Desember yang bertempat di Teluk Tamiang. Saking antusiasnya saya pun terpeleset dan kaki saya tergores kerang , dan membuat kaki saya berdarah .


Setelah puas kami pun melanjutkan untuk pulang ke tempat Bapak Jasman , sesampainya di rumah Bapak Jasman kami langsung mandi untuk membilas bekas air laut ,selesai mandi kami berjalan menyusuri pantai yang ada di Teluk Tamiang , kebetulan disana ada Arif ( anak Bapak H.Sulaiman ) dan langsung saya ajak untuk jalan jalan . Pantai di Teluk Tamiang sangat indah ,air nya juga bening dan berpasir putih seperti di Tanjung Kunyit , kurang lebih satu kilometer dari rumah Bapak Jasman kita akan menemui hal yang berbeda,disitu ada batu batu hitam yang besar berada di bibir pantai ,



  






dan di depannya ada bukit bukit yang di tumbuhi ilalang

 , tak jauh dari sana ada dermaga tempat  bersandarnya kapal kapal besar pengangkut batu bara yang biasa nya datang dari China ,India dan Negara Negara lainnya 
 
 

Setelah puas menikmati pantai di Teluk Tamiang kami pun pulang menuju rumah Bapak Jasman mengingat hari sudah mulai gelap , tak lupa kami istirahat sebentar di dermaga Teluk Tamiang . Sehabis shalat magrib kamipun kembali ke dermaga untuk santai sambil menikmati suasana malam di sana , sesaat setelah adzan isya kami kembali kerumah Bapak Jasman untuk makan malam ,selesai makan malam kami duduk santai di teras rumah sambil menikmati udara malam di tepi pantai  tak lama berselang Bapak H.Sulaiman datang bertamu , disana Beliau bercerita banyak tentang  kegigihan Beliau selama 18 tahun menjadi Kepala Desa Teluk Tamiang  , saya pun merasa bangga kepada Beliau .Rasanya ingin sekali mendengar cerita cerita Teluk Tamiang dan pulau pulau lainnya dari mulut beliau lebih lama lagi , namun sudah larut malam kami pun sudah mulai ngantuk , dan Beliau pamit pulang karena sang anak yang ikut mulai tertidur .




Senin 20 Oktober 2014 kami memustuskan untuk pulang , setelah sarapan Kalojo ( Ketan putih di campur kelapa parut ) dengan ikan cakalang kami beres beres untuk persiapan pulang , selesai beres beres kami pamit pulang kepada keluarga Bapak Jasman ,

tidak lupa juga kami mampir di rumah Bapak yang kemarin mengantar jemput kami ke Tanjung Kunyit karena rumah Beliau tidak jauh dari tempat kami menginap Selanjutnya kami pamitan dengan keluarga Bapak H.Sulaiman ,
 
Photo photo perjalanan pulang : 





















Note : Biaya yang dihabiskan sekitar Rp.300.000,- selama 3 hari .