Samber gelap, itu adalah kata
pertama yang tercetus dari teman saya di Martapura yang bernama Dudiin, dia ingin
mengajak saya jalan jalan kesana , Lalu saya dan teman teman mulai berdiskusi untuk merencanakan
kesana.Namun setelah melihat display pictures salah satu teman saya di BBM yang
bernama Julian Agam , dan setelah cukup banyak wawancara saya kepada dia , diskusi
part kedua saya dan teman teman kami adakan, tanpa banyak pertimbangan hal hal lain diskusi kami berlangsung singkat , rencana untuk ke
Samber Gelap pun berubah haluan menjadi ke Teluk Tamiang Dan Tanjung Kunyit ,di
samping akses nya yang bisa di tempuh lewat darat , hal utama yang kami pertimbangkan
adalah budget.Budget ke samber gelap sampai 3 kali lipat budget ke teluk
tamiang cuyy..
Persiapan di mulai dari bulan
juli 2014, karena berhubung saat itu bulan puasa kami pun merencanakan pergi
setelah lebaran idul fitri , singkat cerita H-3 pun datang , lalu saya kontak
teman teman saya di Martapura , semua sudah saya persiapkan , dari mulai budget
kendaraan dll . Namun rencana tinggal rencana ,teman saya di Martapura
mengatakan tidak bisa berangkat untuk saat itu , karena neneknya sakit
keberangkatan pun di pending sampai
semua nya benar benar siap untuk berangkat.
Selang beberapa bulan kami pun
kembali berdiskusi , yaitu setelah lebaran Idul Adha .Hari keberangkatan pun
sudah kami tetapkan , pada hari sabtu tanggal 18 Oktober 2014 . Hari
itupun tiba ,Dengan personel 6 Orang 3 Kendaraan kami berangkat dari Martapura
sekitar pukul 05:30 pagi . Sebelum berangkat kami sudah sepakat untuk tidak
memperlambat perjalanan , Pukul 12:00 kami sudah tiba dipelabuhan Tanjung
Serdang Batu Licin ,
setelah membeli tiket dengan harga
Rp.25.000 kami pun langsung memasukkan kuda besi masing masing kedalam very ,
very yang kami tumpangi saat itu very yang kecil dari biasa nya ,yaitu dengan 1
pintu keluar , jadi kami tidak terlalu lama
menunggu untuk very penuh . Tiba di seberang kami langsung melanjutkan
perjalanan , setelah keluar dari tanjung serdang kita akan mendapati dua
persimpangan , yaitu persimpangan jalan untuk ke Kota Baru dengan jarak 40Km(
kiri ) dan persimpangan untuk tujuan kami yaitu Lontar 73Km ( kanan )
,
setelah memasuki jalan persimpangan
lontar kami menemui jalan yang sedikit berlubang , namun sesaat setelah itu
langsung di sambut dengan jalan aspal yang masih sangat mulus berlanjut di desa
dengan jalan yang sudah di semen,kami pun serasa di manja oleh jalan yang
sangat mulus dan di kiri kanan jalannya tersaji pemandangan pegunungan yang
hijau , tetapi jalan semen itu tidak berlangsung lama , kami pun di suguhkan
lagi jalan yang lumayan tidak mengenakkan , tanjakan tanjakan curam dan tikungan
tajam dengan jalan yang lumayan sulit ,yaitu tanah pegunungan berbatu yang baru
di bulldozer . Akan tetapi semuanya seakan hilang , setelah kita menoleh
kebelakang sebuah pemandangan terhampar dengan laut yang biru .
Perjalanan berlanjut , dengan
akses jalan yang beragam , kadang beraspal , kadang tidak , kadang semen ,
kadang berbatu dll .
Tidak lama kemudian kita sampai di desa Lontar , dari desa Lontar kita masih memerlukan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke Teluk Tamiang . Di sana kami bertanya pada masyarakat jalan menuju ke Teluk Tamiang masyarakat disini ramah ramah , begitu kita menanyakan jalan mereka pun dengan senang hati menunjukkan arah beserta belok belokannya , berhubung ini adalah perjalanan perdana kami kesini dan tanpa ada pemandu , maka kami memegang teguh pepatah Malu Bertanya Sesat Di Jalan dan pepatah itu sangat manjur , setelah melalui perjalanan yang melelahkan kami pun sampai di depan gerbang desa Teluk Tamiang , meskipun sebelumnya sempat kelewat lumayan jauh dari gerbang itu , bermodal pepatah tadi kami terselamatkan dari kata tersesat . Sesampainya didesa TelukTamiang kami pun kembali bertanya kepada masyarakat disana ,kali ini yang kami tanyakan bukanlah letak desa Teluk Tamiang lagi , melainkan rumah dari Bapak H.Sulaiman sebagaimana petunjuk dari blog yang saya baca. Tepat Adzan Ashar kita tiba di depan rumah Beliau . Tempat Bapak H.Sulaiman sangat di anjurkan bagi yang mau berkunjung ke Desa ini , karena Beliau selalu bersedia untuk menerima dan mengajak kita untuk melihat lihat apa saja yang ada di sana , termasuk menyediakan kapal untuk kita jalan jalan dan melihat terumbu karang . Apabila Beliau sibuk biasa nya di wakilkan oleh ipar dari Bapak H.Sulaiman , kita cukup membayar untuk ongkos minyak saja .
|
Desa Teluk Tamiang |
|
Ipar Bapak H.Sulaiman |
Setelah
selesai berbincang dengan Bapak H.Sulaiman , Kami memutuskan ke Pulau Tanjung
Kunyit untuk menginap di Mercusuar , kami pun langsung di antar oleh Arif (
Anak Bungsu H.Sulaiman ) mencari rumah ipar Beliau yaitu Bapak Jasman yang
bersedia untuk mengantar kita ke Pulau Tanjung Kunyit . Karena Bapak H.Sulaiman
tidak bisa mengantar kami , akan tetapi Bapak Jasman mau melaut , maka
kami diantar oleh ipar Bapak H.Sulaiman yang lain ( lupa nama Beliau ) . Selesai
parkir motor kami langsung bergegas untuk menaiki kapal yang sudah bersandar di
dermaga ,
|
Pemandangan di jalan menuju Tanjung Kun |
Arif
juga ikut mengantar kami ke Tanjung Kunyit , 15 menit kemudian kita sudah
sampai didermaga Tanjung Kunyit .
|
mengingat
hari yang sudah mulai sore kami pun langsung tancap gas untuk menaiki bukit
mercusuar , di jalan kami sempatkan untuk bertanya lagi jalan menuju mercusuar ,
dan tanpa kami minta seorang Bapak bersedia untuk menunjukan jalan , akan
tetapi beliau hanya mengantar setengah perjalanan saja , selanjutnya kami jalan
sendiri . Jalan menuju mercusuar pun tidak mudah lumayan sulit bagi kami yang semuanya adalah
pemula , sekitar 30 menit kami sudah sampai di mercusuar dan hari sudah gelap , saya pun langsung menaiki mercusuar walaupun nafas
saya masih terengah engah setelah mendaki tapi itu tidak menjadi kendala bagi saya ,
kurang lebih 15 menit berada di atas saya turun untuk memasak mie instan
bersama teman teman ,
Setelah menghabiskan mie instan
kami pun segera menyiapkan tempat untuk tidur , dibawah mercusuar juga ada 2 rumah peninggalan jaman dulu, nah di
teras bangunan inilah tempat kita tidur dengan beralaskan sarung yang kami bawa
.
Pagi pun tiba , setelah mencuci muka kami semua
antri untuk menaiki mercusuar , karena ingin menyempatkan melihat sunrise dari
atas mercusuar yang sudah tentu pasti sangat indah , tapi ternyata cuaca pagi
itu sedikit mendung sehingga sunrise tidak terlihat jelas .
Kami
hanya berphoto ria dengan gaya masing masing , selesai photo photo kami turun
untuk sarapan , sarapan pagi itu kembali di temani mie instan dan beberapa lembar
roti tawar yang kami bawa langsung dari martapura, Selesai sarapan kami pun
bersiap untuk turun ke desa Tanjung Kunyit
sesampai
nya di dermaga saya langsung loncat ke air tidak berselang lama teman teman
pun ikut menyusul,
Selesai
mandi di dermaga kami membilas badan dengan air tawar yang biasa nya di pakai masyarakat desa
Tanjung Kunyit untuk mandi , sumur di desa ini berada di belakang belakang
rumah warga dan sudah ada fungsi nya masing masing , ada yang di gunakan untuk
mandi , minum , mencuci baju dll.Selesai mandi kita baru sadar ternyata jam
menunjukkan masih pukul 09:00 pagi , sedangkan kita minta jemput kapal jam 3
sore . Kami bingung mau kemana menghabiskan waktu 6 jam di pulau ini , perasaan
bosan pun mulai melanda masing masing dari kami , untung nya ada anak anak
Tanjung Kunyit yang berada di dermaga dan itu bisa menghibur kami.Hanya sedikit
anak anak di Tanjung Kunyit yang bisa di ajak komunikasi , kebanyakan dari
mereka kurang mengerti bahasa Indonesia.Tapi ada salah satu dari mereka yang
bisa di ajak komunikasi ,saya pun mulai bertanya apa saja yang bisa di lakukan
di sini , dan dia pun mengajak kami memancing ikan di dermaga sembari menunggu
jemputan . Lama menunggu tidak ada yang dapat ikan , lalu ada salah satu anak
memberi kami seekor ikan yang lumayan besar hasil pancingan dia , kami pun
langsung berinisiatif untuk memanggang ikan tersebut ,dan kami mulai membuat
api untuk memanggang ikan tersebut
Satu
ikan habis begitu saja kami merasa tidak puas,sedangkan jam sudah menunjukkan
jam makan siang , kami pun berinisiatif membeli ikan hasil tangkapan nelayan
beruntung ada bapak yang mau ikan nya kita beli , harga ikan nya pun cukup
murah 1 ikan 10 ribu kami membeli 2 ekor cakalang, pesta panggang ikan berlanjut . Tidak lupa
kami ajak anak anak Tanjung unyit untuk menyantap ikan bersama
Setelah
menyantap ikan kami di ajak anak anak Tanjung Kunyit berjalan ke tengah menuju
pulau yang air nya sedang surut , tapi kami hanya sampai setengah perjalanan
mengingat waktu jemputan sudah dekat . Disana kami sempatkan photo bersama anak
anak Tanjung Kunyit
tak
lama kemudian jemputan kami datang tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada anak anak Tanjung Kunyit yang sudah menjadi Tour Guide kami, dan menemani kami selama
menunggu jemputan ,saya pun memberikan kaos yang saya pakai saat itu kepada
salah satu dari mereka ,begitu juga teman teman saya . Perjalanan pulang menuju Teluk Tamiang
,
setengah
perjalanan kami terkejut melihat di bawah bagian kapal terlihat banyak terumbu
karang yang sangat terlihat jelas
kami
pun langsung meminta joki kapal untuk mematikan mesinnya , dan langsung saya
menceburkan diri kelaut meskipun tidak di lengkapi perlengkapan diving saya
sangat senang dan merasa puas, karena kata Bapak H.Sulaiman perlengkapan divingnya
sedang di pinjam orang dari Kota Baru , untuk menyiapkan peringatan hari
Nusantara pada tanggal 13 Desember yang bertempat di Teluk Tamiang. Saking
antusiasnya saya pun terpeleset dan kaki saya tergores kerang , dan membuat
kaki saya berdarah .
Setelah
puas kami pun melanjutkan untuk pulang ke tempat Bapak Jasman , sesampainya di
rumah Bapak Jasman kami langsung mandi untuk membilas bekas air laut ,selesai
mandi kami berjalan menyusuri pantai yang ada di Teluk Tamiang , kebetulan
disana ada Arif ( anak Bapak H.Sulaiman ) dan langsung saya ajak untuk jalan
jalan . Pantai di Teluk Tamiang sangat indah ,air nya juga bening dan berpasir
putih seperti di Tanjung Kunyit , kurang lebih satu kilometer dari rumah Bapak
Jasman kita akan menemui hal yang berbeda,disitu ada batu batu hitam yang besar
berada di bibir pantai ,
dan
di depannya ada bukit bukit yang di tumbuhi ilalang
, tak jauh dari sana ada dermaga
tempat bersandarnya kapal kapal besar
pengangkut batu bara yang biasa nya datang dari China ,India dan Negara Negara
lainnya
Setelah
puas menikmati pantai di Teluk Tamiang kami pun pulang menuju rumah Bapak
Jasman mengingat hari sudah mulai gelap , tak lupa kami istirahat sebentar di
dermaga Teluk Tamiang . Sehabis shalat magrib kamipun kembali ke dermaga untuk santai sambil menikmati suasana malam di sana , sesaat setelah adzan isya kami kembali
kerumah Bapak Jasman untuk makan malam ,selesai makan malam kami duduk santai
di teras rumah sambil menikmati udara malam di tepi pantai tak lama berselang Bapak H.Sulaiman datang bertamu
, disana Beliau bercerita banyak tentang
kegigihan Beliau selama 18 tahun menjadi Kepala Desa Teluk Tamiang , saya pun merasa bangga kepada Beliau
.Rasanya ingin sekali mendengar cerita cerita Teluk Tamiang dan pulau pulau
lainnya dari mulut beliau lebih lama lagi , namun sudah larut malam kami pun
sudah mulai ngantuk , dan Beliau pamit pulang karena sang anak yang ikut mulai
tertidur .
Senin 20 Oktober 2014 kami memustuskan untuk
pulang , setelah sarapan Kalojo ( Ketan putih di campur kelapa parut ) dengan
ikan cakalang kami beres beres untuk persiapan pulang , selesai beres beres
kami pamit pulang kepada keluarga Bapak Jasman ,
tidak
lupa juga kami mampir di rumah Bapak yang kemarin mengantar jemput kami ke
Tanjung Kunyit karena rumah Beliau tidak jauh dari tempat kami menginap
Selanjutnya kami pamitan dengan keluarga Bapak H.Sulaiman ,
Photo
photo perjalanan pulang :
Note : Biaya yang dihabiskan sekitar Rp.300.000,- selama 3 hari .
|